Unit Transportasi adalah unit yang yang memiliki 2 fungsi, yaitu fungsi pelayanan umum dan bisnis. Semula unit ini hanya menyewakan bus yang didapatkan dari pemerintah Daerah berupa modal disetor ke PT AMI pada tahun 2011. Dalam perkembangannya PT AMI mendapat tugas sebagai Operator Trans Jogja pada tahun 2016-2018 dan pada tahun 2019 penugasan tersebut berganti menjadi Pengelola Trans Jogja yang bekerjasama dengan operator eksisting yakni PT JTT (Jogja Tugu Trans).

Sekitar tahun 2006 Pemerintah Propinsi menerima hibah dari Kementerian Perhubungan berupa 20 unit bus yang diperuntukkan bagi pelayanan transportasi publik yang kemudian diberi nama Trans Jogja. Dua tahun kemudian, PT AMI melakukan kerjasama dengan PT JTT, Perusahaan yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah dari penggabungan Perusahaan dan koperasi angkutan perkotaan eksisting. Pada tahun 2013 kembali didatangkan bus hibah dari kementerian yang kemudian dikerjasamakan antara PT AMI dengan PT JTT sebanyak 25 bus untuk dioperasikan sebagai Trans Jogja.

Pada tahun 2015 Pemerintah Propinsi DIY memberikan penugasan kepada PT AMI sebagai penyelenggara Angkutan Umum Bersubsidi Trans Jogja untuk tahun 2016, menyusul kemudian ditugaskan sebagai operator dan pengelola Sistem Angkutan Perkotaan Bersubsidi di tahun 2017 hingga saat ini, 

Selama kurun waktu penugasan, terjadi beberapa dinamika dalam mekanisme pengelolaan sistem angkutan perkotaan bersubsidi Trans Jogja tersebut. Salah satu hal yang menjadi tantangan adalah operasional angkutan publik saat pandemi yang dibarengi dengan kebijakan PPKM Darurat yang sempat mengakibatkan berhentinya operasional Trans Jogja. Berlanjut akibat masih adanya penyesuaian pasca pandemi, jam operasional Trans Jogja saat ini berangsur kembali normal.

Dalam mengelola SDM untuk operasional Trans Jogja PT AMI memerlukan pengaturan untuk menata SDM dan pendukung operasional.

Penataan tersebut meliputi pengurusan untuk SDM Kru dan Non Kru Bus seperti Driver, Pramugara/i, Petugas Halte, Korlap, Mekanik, Washing/OB serta Petugas Administrasi. 

Selain itu kebutuhan penunjang operasional untuk Trans Jogja juga butuh didukung dengan penyediaan teknologi baik itu untuk keperluan pembayaran non tunai maupun untuk keperluan pemantauan operasional Bus Trans Jogja.

Rincian Surat Penugasan untuk PT AMI bisa dilihat disini

Unit Realty merupakan unit usaha PT AMI yang mengurus pengelolaan aset Perusahaan yang telah dipisahkan dari aset Pemerintah Daerah pada saat PD Anindya diubah menjadi PT Anindya Mitra Internasional pada tahun 2005. Berkantor di kantor holding PT AMI, Unit Realty  bergerak dalam pengelolaan aset Perusahaan serta pengurusan kerjasama pengelolaan aset dengan pihak ketiga.

Secara umum unit ini dikelompokkan menjadi 2 sub unit:

• Pengelolaan Warung, kios dan sarana umum
• Stadion Kridosono & Kios
• Kios Moses (Colombo)
• Parkir Malioboro Mall
• Cokrodipuran
• Pengelolaan lahan, toko dan resto, hotel
• Eks Hotel Trio
• Eks Wisma Argajasa
• Eks Sagan Resto
• Mirota Batik
• Loman Hotel

Salah satu Unit Usaha PT AMI yang bergerak dalam bidang Penambangan, Pengolahan dan Penjualan Batu Gamping.

Berawal dari Unit Pertambangan Mangaan salah satu bagian dari PD Anindya yang turut digabungkan pada tahun 1987. Pada tahun 2005 unit ini melakukan kerjasama pengelolaan tambang. Kemudian pada tahun 2015 terjadi transisi dalam proses perizinan tambang yang sempat membuat terhentinya proses penambangan di atas lahan tersebut selama kurang lebih dua tahun. Lahan yang dikelola oleh PT AMI di desa Bedoyo, Gunungkidul ini sebagiannya merupakan tanah kas desa Bedoyo.

Sebagian di antaranya tanah milik Kraton Yogyakarta (Sultan Ground), dan ada sebagian lagi yang merupakan tanah Pelungguh Dukuh Bedoyo Kulon. Sempat berhenti lagi pada tahun 2020-2021 karena Covid, pada Desember 2021 aktifitas penambangan dilakukan lagi, bekerjasama dengan PT Supersonic Chemical Industry. Namun pada tanggal 9 Juni 2022 kembali tidak bisa melakukan penambangan karena tertundanya proses perizinan yang mengalami perubahan sistem secara nasional yakni dengan sistem online yang dikelola oleh Kementerian ESDM.

PT AMI kini masih mengurus dan mengikuti proses perizinan sesuai prosedur yang berlaku dan menjalin komunikasi secara intens dengan Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Propinsi DIY selaku pengampu perizinan penambangan yang dilimpahkan dari Kementerian ESDM. Secara prinsip proses perizinan penambangan ini telah diakui oleh otoritas terkait, namun masih diperlukan beberapa kelengkapan administratif pendukung. 

Selain optimalisasi lahan penambangan kapur. PT AMI juga melakukan perdagangan hasil tambang ke beberapa Perusahaan di luar kota, bermitra dengan pengusaha lokal di sekitar lokasi penambangan untuk memperoleh bahan baku sesuai kebutuhan konsumen/pelanggan PT AMI.

PRODUK & JASA

Unit usaha Pertambangan melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:

• Melakukan pengangkutan dan perdagangan bahan-bahan galian terutama calcium carbonat (batu kapur).
• Memperdagangkan hasil produksi sehubungan dengan usaha di atas, baik hasil sendiri maupun hasil produksi pihak lain.

Tahun 2015, Pembentukan Unit Air Minum untuk pelayanan air bersih di daerah Kaliurang dan sekitarnya. Unit ini melayani penyaluran air dengan jalur pipa dan dengan menggunakan tanki berkapasitas 6.000 liter. Unit Air Minum semula bergabung dengan Unit Pariwisata, berkantor di Kaliurang, Pada tahun 2015 menjadi unit kerja yang terpisah dari Unit Pariwisata. Unit Air minum mengelola air bersih yang diambil dari beberapa mata air di sekitar Kaliurang yakni: Umbul Wadon, Tlogoputri & Tirtocandi yang disalurkan ke wilayah Kaliurang dan sekitarnya. Penyaluran tersebut menggunakan jalur pipa dan tanki air bersih.

Unit usaha Air Minum bergerak di bidang pelayanan air bersih di wilayah Kaliurang yang mengelola sumber mata air dari Tlogo Putri Kaliurang dan Umbul Wadon, Kalikuning. Untuk pelayanan air bersih, dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui jaringan pipa sampai ke tempat konsumen serta menggunakan tangki air berkapasitas 6000 liter. 

Kriteria pendistribusian air bersih melalui jaringan pipa :

• Rumah Tangga : Pelayanan untuk rumah tangga yaitu yang pemakaiannya hanya   untuk konsumsi keluarga.
• Niaga Kecil : Pelayanan untuk usaha yang kapasitasnya kecil seperti penginapan dan warung.
• Niaga Besar : Pelayanan untuk usaha yang kapasitasnya besar seperti hotel berbintang.
• Tangki Air : Pelayanan untuk mendistribusikan air ke wilayah sekitar Kaliurang yang lokasinya tidak dapat dijangkau dengan jaringan pipa.

Unit Pariwisata semula berasal dari PD Arga Jasa yang turut digabungkan menjadi PD Anindya dan kemudian berubah menjadi PT AMI pada tahun 2005. Berkantor di Kaliurang bersebelahan dengan Unit Air Minum. Unit Pariwisata mengelola beberapa area seperti: 

• Pengelolaan parkir Tlogoputri;
• Pengelolaan villa;
• Penyewaan kios-kios di Kaliurang;
• Pengelolaan parkir;
• Pengurusan kemitraan dengan UMKM setempat.

Cikal bakal Unit Percetakan berdiri pada tahun 1942 bernama Peroesahaan Bondo Loekmanto, yang kemudian berubah menjadi PD Percetakan Negeri pada tahun 1947. Kemudian pada tahun 1979 bergabung dengan PD Percetakan Radya Indira. Saat pembentukan PD Anindya pada tahun 1987, PD Percetakan Negeri turut digabungkan bersama beberapa Perusahaan Daerah lainnya menjadi PD Aneka Industri dan Jasa Anindya. Dan pada tahun 2005 PD Aneka Industri dan Jasa Anindya berganti menjadi PT Anindya Mitra Internasional. Bahwa selama menjadi PD Percetakan Negeri, Perusahaan ini melakukan pekerjaan berdasarkan penugasan dari Pemerintah Daerah menjadi pelaksana semua pekerjaan-pekerjaan cetak untuk keperluan Pemerintah Propinsi DIY. 

Namun semenjak penugasan tersebut dicabut oleh Gubernur pada tahun 2001, PD Percetakan Negeri secara berangsur-angsur mengalami kemunduran. 
Saat ini operasional harian Unit Percetakan mengerjakan pekerjaan cetak dan finishing yang dikerjakan secara mandiri dan dengan mitra kerjanya. 
Selain jasa finishing, unit ini juga mengelola media promosi.

Ruang Lingkup Unit Percetakan:

• Pengelolaan Media Promosi
• Cetak Kalender
• Jasa Finishing:
• Finishing Buku, Bending, Shrink, dll.